Dunia, St. Petersburg - Pemimpin gereja ortodoks Rusia, Patriarch Kirill, mendesak para jemaat melakukan doa bersama untuk korban bom stasiun metro di St. Petersburg, Senin, 3 April 2017.

Dalam sebuah pernyataan yang diterima media, Kirill mengatakan, tidak ada dalam kamus yang membenarkan sebuah kejahatan.

"Gereja ortodosk Rusia mengutuk keras serangan terhadap warga sipil dan meminta kepada seluruh warga melawan kekerasan," ucapnya.

Sedikitnya 11 orang tewas dan 45 lainnya luka-luka ketika bom meledak di kota terbesar kedua Rusia pada Senin petang waktu setempat, 3 April 2017.

Beberapa jam setelah kejadian tersebut, polisi menemukan dan berhasil menjinakkan sisa bom yang tak meledak di stasiun lain.

Belum ada kelompok atau perorangan mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan tersebut, meskipun kantor berita Interfax melaporkan bahwa polisi menduga ledakan itu aksi nekad pelaku bom bunuh diri yang memiliki jaringan dengan kelompok Islam radikal.

Joseph Skinner dari Katedral Ortodoks Rusia di London mengatakan, bangsa Rusia sangat tahan terhadap serangan teroris.

"Saya tidak berpikir akan ada kepanikan," katanya. "Orang Rusia sangat tangguh, saya tidak berpikir bakal ada perubahan radikal."

Joseph mendesak umat Kristen berdoa untuk perdamaian, seraya mengatakan bahwa serangan teroris sudah menjadi hal yang umum.

"Berdoalah bagi yang menderita luka-luka dan demi kenyamanan mereka yang ditinggalkan oleh orang-orang yang dicintai."

PREMIER CHRISTIAN RADIO | CHOIRUL AMINUDDIN