Bisnis, Jakarta -Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), Hanggoro Budi Wiryawan, menyatakan akan bernegosiasi dengan China Development Bank (CDB) agar pinjaman segera cair. Pinjaman yang dimaksud adalah yang senilai US$ 4,7 miliar.

Pinjaman tersebut untuk membiayai proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang sebelumnya disebut-sebut setara dengan 75 persen dari total biaya proyek.CBD, kata Hanggoro, menetapkan beberapa syarat sebelum pencairan. "Kontrak EPC itu salah satu persyaratannya," kata dia usai meneken kontrak di Gedung WIKA, Jakarta, Selasa, 4 April 2017.

PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) dan High Speed Railway Contractor Consortium (HSRCC) menandatangani kontrak EPC (Engineering, Procurement, and Construction) untuk kereta cepat Jakarta - Bandung. Kontrak tersebut merupakan syarat pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB).

Hanggoro mengatakan perjanjian yang diteken senilai US$ 4,7 miliar itu meningkat dari sebelumnya yaitu US$ 4,302 miliar. "Dari hasil penyusunan detil desain yang lebih akurat, ketemu angka tersebut," kata dia.

KCIC, kata Hanggoro, akan bernegosiasi dengan CDB agar pinjaman dapat segera cair. Ia berharap kesepakatan bisa diraih secepatnya. "Mereka akan ada di Indonesia selama dua minggu, jadi kami harus all out untuk diskusi dengan mereka untuk menyelesaikan semua persyaratan," tuturnya.

Persyaratan lainnya adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) nasional. Lahan proyek belum bisa dibebaskan jika tak ada RTRW meski lokasi sudah ditetapkan. "RTRW menjadi salah satu yang bisa mempercepat proyek kereta cepat," kata dia.

Penandatanganan kontrak EPC dilakulan oleh tujuh perusahaan kontraktor. Mereka adalah China Railway International, PT Wijaya Karya Tbk, China Rail Way Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRCC Wingdao Sifang Co, Ltd, China Railway Signal & Communication Corporation dan The Third Railway Survey Design Institute Group Corporation. Penandatanganan dihadiri oleh Kepala Kantor Staf Kepresidenan Teten Masduki, Staf Ahli Menteri BUMN Sahala Lumban Gaol, dan Duta Besar Cina untuk Indonesia, Xie Feng.

Hanggoro mengatakan kontraktor akan mulai bekerja setelah penandatanganan tersebut. Ia berharap pembangunan bisa berjalan dengan baik, memenuhi kualitas, dan tepat waktu.

Kereta cepat ditargetkan beroperasi pada 2019. Agar sesuai jadwal, Hanggoro mengatakan akan meminta kontraktor menyiapkan strategi rencana kerjanya. "Kalau perlu tambah tenaga kerja dan peralatan biar bisa kejar target," katanya.

VINDRY FLORENTIN