Nasional, Jakarta - Nama Dandhy Dwi Laksono menjadi pembicaraan setelah dirinya dilaporkan ke Kepolisian Daerah Jawa Timur akibat status yang dia unggah dalam laman pribadi Facebook-nya. Dia dilaporkan ke polisi oleh Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Jawa Timur, organisasi sayap PDI Perjuangan karena dianggap menghina Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Dalam statusnya, Dandhy menulis, "Tepat setelah Megawati kembali berkuasa dan lewat kemenangan PDIP dan terpilihnya Presiden Jokowi yang disebutnya sebagai "petugas partai" (sebagaimana Aung San menegaskan kekuasaannya), jumlah penangkapan warga di Papua tembus 1.083". Status Dandhy tersebut dinilai Repdem telah menebarkan kebencian pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo.

Baca : Dilaporkan Repdem ke Polisi, Ini Tanggapan Dandhy Dwi Laksono

Jauh sebelum itu, Dandhy lebih dikenal sebagai pendiri Watchdoc, sebuah rumah produksi audio visual yang didirikannya bersama Andhy Panca Kurniawan. Dandhy dan Andhy sama-sama memiliki latar belakang sebagai seorang jurnalis.

Dandhy pernah menjadi jurnalis di beberapa media cetak, radio, online dan televisi. Dandhy juga menulis buku berjudul, ‘Indonesia for Sale’ dan ‘Jurnalisme Investigasi’. Sedangkan rekannya, Andhy, pernah menjadi pemimpin redaksi kantor berita radio Voice of Human Right (VHR) dan Saluran Informasi Akar Rumput (SIAR).

Baca : Tulis tentang Suu Kyi dan Megawati, Dandhy Dilaporkan ke Polisi

Watchdoc sendiri cukup dikenal terutama diantara penikmat video dokumenter. Dikutip dari laman resmi Watchdoc, sebanyak 125 episode dokumenter dan 540 feature televisi telah diproduksi oleh rumah produksi ini. Sebanyak 40 karya video komersial dan non-komersial yang diproduksinya pun telah memperoleh berbagai penghargaan.

Pada video dokumenter Watchdoc, Dandy kerap mengangkat tema-tema sosial. Salah satunya yaitu video dokumenter berjudul Jakarta Unfair, sebuah video yang bercerita tentang penggusuran yang dilakukan oleh Pemerintah Jakarta tanpa solusi yang sepadan untuk korban gusuran.

Selain dikenal sebagai seorang jurnalis dan produser video, pemilik akun twitter @Dandy_Laksono ini juga dikenal sebagai seorang aktivis yang cukup vokal pada isu-isu sosial.

Melalui akun twitter miliknya, Dandhy juga sering mencuit tentang penyelesaian kasus aktivis HAM Munir yang tidak kunjung selesai, hingga kritik pada sikap pemerintah Jokowi yang tidak responsif terhadap nasib petani Kendeng, Jawa Timur.

Dandhy mengaku jika ia dan kawan-kawannya sedang menelaah laporan yang ditimpakan kepada dirinya. “Apakah sekedar sikap reaksioner sekelompok partisan politik yang memanfaatkan pasal-pasal “karet” dalam UU ITE dan KUHP, atau varian represi baru bagi kebebasan berpendapat tanpa mengotori tangan dan citra kekuasaan,” kata Dandhy.

FAJAR PEBRIANTO