Gaya, Jakarta - Bulan madu atau honeymoon adalah perjalanan yang biasanya dilakukan oleh pasangan yang baru saja menikah untuk merayakan pernikahan mereka. Namun kini, bulan madu seringkali dirayakan di tempat-tempat yang terpencil, eksotik, hangat, atau lainnya yang dianggap khusus dan romantis.

Agar bulan madu Anda berjalan lancar dan sukses, berikut tip dari para psikolog. Pertama, psikolog klinis dari Rumah Sakit Mata Jakarta Eye Center Kedoya, Ine Indriani mengatakan bulan madu adalah momen yang paling berkesan, untuk itu pastikan Anda sudah mempersiapkannya secara matang. "Cuti dan tidak membawa pekerjaan dan merencanakan tempat-tempat apa saja yang akan dituju," kata Ine kepada Tempo, Selasa, 5 September 2017.

Kedua, mempersiapkan biaya dan penampilan yang menarik. "Karena ini adalah moment pria dan juga pasangan Anda, sebaiknya menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi vitamin," ujarnya. Baca:Dampak Poligami pada Anak, dari Mencontoh sampai Enggan Mendua

Sementara itu, menurut Psikolog Maharani Ardi Putri, kegiatan bulan madu adalah kegiatan awal untuk saling mengenali pasangan sebagai suami-istri. "Dan sebagai suami istri tentunya urusan seksual termasuk yang penting untuk dibahas dan dieksplorasi," kata dosen pengajar di Universitas Pancasila ini.

Karena itu, Maharani memberikan tips ketiga, yaitu masing-masing pasangan sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tubuh. "Ingat Anda akan saling melihat tubuh pasangan sehingga masing-masing pasangan perlu merasa percaya diri. Dan tentunya pasangan Anda akan lebih tertarik dengan tubuh yang bersih dan terawat, kan?" ujarnya.

Menurut Maharani, kebanyakan orang sering berpikir seks adalah sesuatu yang alami dan otomatis bisa dilakukan oleh semua orang. Namun, pada kenyataannya tidak demikian. Tips keempat, Anda harus belajar seks yang dianggap nyaman bagi Anda dan pasangan.

"Saat bulan madu, jangan buru-buru mempraktekkan saran orang lain atau bahkan manuver-manuver seks yang pernah Anda lihat di film, misalnya. Karena belum tentu cocok dengan pasangan. Beberapa gaya (kamasutra misalnya) cukup berbahaya untuk dilakukan bagi mereka yang tidak terlatih," kata Maharani.

Kelima, Maharani melanjutkan, Anda juga tidak bisa beranggapan bahwa seks secara konvensional sudah cukup, karena pasangan juga mungkin memiliki keinginan yang lain. "Intinya komunikasikan saja semua harapan Anda, agar bisa menjadi latihan komunikasi yang baik. Mungkin awalnya akan terasa lucu, tidak apa-apa juga, minimal Anda bisa tertawa berdua". Baca: Poligami: Niatnya Harus Dibicarakan juga dengan Anak, Berani?

AFRILIA SURYANIS