Bisnis, Jakarta - Rhenald Kasali mengimbau masyarakat untuk menghindari sikap last minute dalam menyambut kebijakan PT Jasa Marga Tbk. (Persero) mengenai penggunaan uang elektronik atau pembayaran non tunai per 31 Oktober 2017 di seluruh gerbang tol se-Indonesia.

Sikap seperti ini perlu diwaspadai karena akan menyebabkan kekacauan di hari H nanti," ujar Rhenald yang yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dalam konferensi pers di Gedung Jasa Marga Pusat, Jakarta Selatan, Jumat, 8 September 2017.

Rhenal meminta Jasa Marga selaku pembuat kebijakan untuk gencar mempromosikan program uang elektronik kepada masyarakat. Mengingat waktu yang tersisa untuk sosialisasi tinggal 2 bulan terhitung sejak September 2017.

Lebih lanjut Rhenald mengingatkan kepada Jasa Marga mengenai sifat masyarakat Indonesia yang suka membeli sesuatu melebihi dari apa yang dibutuhkan. "Kartu uang elektronik sudah disesuaikan dengan jumlah mobil yang biasa menggunakan jalan tol, tetapi nanti pasti ada yang beli 2 sampai 3 atau bahkan lebih," ujarnya.

Rhenald pun meminta Jasa Marga untuk belajar dari kasus jalur tol Alam Sutra. "Saat itu sosialiasi sudah dilakukan 1 bulan sebelumnya, tapi di hari H kacau. Hal ini karena banyak masyarakat yang beli kartu last minute. Celakanya lagi, kartu yang habis," ujarnya.

Jasa Marga menetapkan peraturan uang elektronik atau pembayaran non tunai untuk seluruh gerbang tol di Indonesia mulai 31 Oktober 2017. Peraturan ini bertujuan untuk menekan tingkat kemacetan di gerbang tol sekaligus dukungan kepada kebijakan Bank Indonesia mengenai uang elektronik.

M JULNIS FIRMANSYAH