Bisnis, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pengembangan delapan Menhub Minta Pembangunan Bandara Kulon Progo Dipercepat

Dari delapan bandara itu, sebanyak tiga bandara merupakan bandara baru, yakni Bandara Kertajati, Kulonprogo, dan Sebatik. Sementara itu, lima bandara lainnya akan direvitalisasi, sekaligus ditingkatkan kapasitasnya.

Saat ini, pengerjaan Bandara Kertajati dilakukan oleh Kemenhub bersama PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB). Nanti, Kemenhub bertanggungjawab atas pengerjaan sisi udara, sedangkan BIJB melaksanakan pembangunan sisi darat.

Apabila tidak ada aral melintang, Bandara Kertajati akan mulai beroperasi pada 2018. Nanti, kehadiran bandara itu akan memperkuat arus barang di Jawa Barat karena bakal disinergikan dengan Pelabuhan Patimban di Subang.

Untuk Bandara Kulon Progo, lanjut Agus, bandara yang akan dikelola oleh Angkasa Pura I tersebut sudah mulai dikerjakan sejak Agustus 2017. Rencananya, bandara yang menelan biaya hingga Rp 10 triliun itu beroperasi pada 2019.

Baca: Kemenhub Targetkan Pembangunan Bandara Sukabumi Dimulai 2019

“Ini juga sedang dalam review rencana induk untuk mengakomodasi kajian tsunami, gempa, dan local climate dan tata letak fasilitas. Mobilisasi alat dan pekerjaan awal sudah dikerjakan pada Agustus 2017,” ujarnya.

Tak hanya bandara komersial, pemerintah juga membangun bandara untuk kepentingan militer, yakni Bandara Sebatik. Nanti, kehadiran bandara itu akan memudahkan pengawasan terhadap daerah perbatasan dengan Malaysia.

Rencananya, Bandara Sebatik memiliki landas pacu sepanjang 1.600x30 meter. Dengan panjang landas pacu tersebut, Bandara Sebatik mampu didarati pesawat angkut sejenis C295 TNI AU atau C212 TNI AL.

“Sebatik akan dikembangkan sebagai airstrip militer karena face to face dengan negara asing, sehingga rawan adanya investasi asing yang masuk ke situ. Oleh karena itu, kami bangun bandara untuk kepentingan air force,” katanya.

BISNIS