Dunia, Mosul - Amerika Serikat -pemimpin pasukan koalisi guna bertempur melawan milisi ISIS di Irak- mengakui telah melakukan gempuran udara di Mosul Barat akhir pekan lalu mengakibatkan lebih dari 200 orang tewas.

Pengakuan itu disampaikan Sabtu, 25 Maret 2017, beberapa jam setelah PBB menerima laporan yang menyebutkan ratusan warga sipil tewas akibat serangan jet tempur pasukan koalisi terhadap markas ISIS di Distrik al-Jadida, 17 Maret 2017.

"Masih dilakukan pendataan. Dugaan awal, serangan pada 17 Maret 2017 yang ditujukan terhadap sasaran ISIS itu mengakibatkan penduduk sipil tewas," kata pusat komando pasukan gabungan AS dalam penyataan Sabtu, 25 Maret 2017.

Koalisi mengatakan, serangan itu dilancarkan setelah mereka menerima permintaan dari pasukan keamanan Irak. Mengenai korban sipil, jelas Koalisi, masih dilakukan  pemeriksaan mendalam.

Al Jazeera dalam laporannya dari Erbi, sebelah utara Irak, menerangkan, serangan pekan lalu tersebut tampaknya dilancarkan melalui gempuran udara.

"Serangan itu sengaja dilakukan setelah pasukan Irak mendapatkan tekanan kuat. Akibat serangan tersebut, setidaknya 200 orang tewas."

Pejabat Irak maupun sejumlah saksi mata mengatakan, serangan udara yang dilancarkan di Mosul Barat itu menewaskan ratusan orang. Namun jumlah korban secara pasti belum diketahui.

Bassma Bassim, Kepala Dewan Distrik Mosul, mengatakan lebih dari 500 penduduk sipil tewas akibat serangan udara pada pekan lalu.

"Saya belum pernah melihat begitu banyak orang menjadi martir bagi keluarganya," kata Bassim seraya menambahkan, beberapa saksi mata mempertanyakan apakah memang ada unsur kesengajaan warga sipil menjadi sasaran serangan.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN