Bisnis, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka acara Indonesia Korea Business Summit 2017 di Hotel Shangrilla, Jakarta, Selasa 14 Maret 2017. Jokowi menyinggung fenomena makin maraknya kecerdasan buatan dan robotik di dunia industri.

Kepada peserta summit, Jokowi menganggap revolusi industri tersebut tak perlu ditakuti. "Saya berkeyakinan Korea Selatan yang akan memimpin revolusi tersebut. Namun revolusi tersebut juga memunculkan suatu paradoks," ujar mantan Walikota Solo yang biasa disapa Jokowi di Hotel Shangrila, Selasa, 14 Maret 2017.

Baca : Pemerintah Akan Cabut Izin Penunggak Setoran Tambang

Jokowi menjelaskan, paradoks yang dimaksud adalah revolusi industri tak akan serta merta menghilangkan industri yang masih mengandalkan tenaga manusia. Sebaliknya, menurut dia, keberadaan kecerdasan buatan dan robotik akan mengangkat peran manusia atau produk buatan manusia ke tingkat lebih tinggi.

Ia berkata, apabila di masa depan semua produk dibuat dengan robot, maka produk buatan manusia akan menjadi sesuatu yang sifatnya langka. Jika sesuatu menjadi langka atau susah ditemukan, hal itu menjadi sesuatu yang premium dan banyak dicari. "Saya percaya konsumen akan membayar lebih untuk sesuatu yang sifatnya premium, buatan manusia," ujar Jokowi.

Baca : Tanpa Freeport, Pemerintah Bisa Bangun Smelter Mandiri

Jokowi menambahkan bahwa sentuhan manusia juga sesuatu yang masih dicari. Sebagai contoh, industri pariwisata masih membutuhkan hal-hal yang sifatnya manusiawi seperti kenangan, petualangan, dan rasa berbagi. Hal-hal itu, baginya, tak bisa digantikan kecerdasan buatan dan robot. "Itulah kenapa, perekonomian kita mengarah ke hal-hal seperti periwisata dan industri kreatif," ujar Jokowi mengakhiri.

ISTMAN MP