Metro, Jakarta - Kematian mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia Akseyna Ahad Dori, masih menyisakan misteri.

Empat Kepala Kepolisian Resor Kota Depok pernah berjanji untuk mengungkap dalang pembunuhan Ace -sapaan Akseyna-, yang ditemukan tewas mengenaskan dua tahun lalu di Danau Kenanga UI. Namun, penyelidikan pembunuhan Ace, masih menemui jalan buntu hingga saat ini.

"Masih menjadi perhatian kami. Bahkan, kami sempatkan setiap pagi waktu setengah jam untuk membahas kasus ini," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Herri Heriawan saat melakukan ekspos laporan akhir tahun, awal Januari 2017. "Mulai Januari kami akan fokus lagi."

Heriemen -sapaan Herri Heriawan- merupakan Kapolresta Depok keempat yang berjanji menangani kasus kematian Ace. Pembunuhan Ace, terjadi pada kepemimpinan Kombes Achmad Subarkah.

Pada kepemimpinan Subarkah, kematian Akseyna pernah divonis sebagai musibah bunuh diri. Namun, pernyataan tersebut ditarik setelah ada penyelidikan terhadap kasus ini. Akhirnya, polisi meyakini kematian Akseyna hasil dari skenario pembunuhan.

Subarkah digantikan Kombes Dwiyono, yang menjabat lebih dari setahun. Kala itu, Dwiyono berjanji penyelidikan Ace sebagai salah satu prioritasnya saat menjabat.

Namun, hingga jabatannya diduduki Kombes Harry Kurniawan pada Rabu, 11 Mei 2016, Dwiyono belum bisa merealisasikan janjinya. Saat menjabat Kapolresta Depok, Harry dalam sambutannya mengatakan bakal fokus membenahi persoalan internal yang ada di Polresta Depok.

Selain itu, ia bakal fokus mengungkap masalah yang menjadi atensi di Polres dan Polda Metro Jaya, salah satunya pembunuhan mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori, yang belum terungkap.

"Saya akan fokus menangani kasus-kasus yang menjadi atensi di Polres maupun Polda. Kami akan koordinasikan dengan Polda," katanya, saat itu.

Polisi menduga kematian Ace akibat dibunuh. Dugaan ini diperkuat analisis tulisan secarik kertas di kamar Ace, yang ditulis dua orang. Selain itu, ada sobekan di sepatunya yang diduga rusak karena dia diseret pelaku menuju Danau Kenanga, tempat Ace ditemukan mengambang dengan menggendong tas ransel berisi batu. Namun dugaan itu tak pernah didukung bukti-bukti yang kuat.

IMAM HAMDI