Gaya, Jakarta - Beberapa hari terakhir ini, beredar gencar di youtube dan facebook fenomena skip challenge atau pass out challenge di kalangan remaja. Permainannya dengan cara menekan dada sekeras kerasnya selama beberapa waktu dan menyebabkan anak tersebut kejang dan pingsan.

Fenomena mencari identitas diri seperti itu di dunia remaja, menurut psikolog Tika Bisono wajar saja. Dunia remaja yang berkisar pada usia 13-19 tahun memang anormatis , anomali atau tidak lazim.  "Mereka selalu mencari sesuatu yang baru. Sedang proses mencoba dan sedang dalam proses pembelajaran," ujar Tika.

Baca juga :SkipChallenge, Bisakah Korbannya Diselamatkan?

Masalahnya, ujar Tika buru-buru menambahkan, untuk menjajal sesuatu yang barunya itu seringkali wacana anak remaja itu tidak utuh. "Mereka tidak tahu apa bahayanya, sehat apa nggak, dan lain sebagainya yang akhirnya proses coba-cobanya itu seringkali membahayakan dirinya," katanya serius.

Karena itulah, Tika wanti-wanti pada para orang tua, guru dan para ahli lainnya, agar terus memberikan pengawasan tanpa henti. "Harus melekat, karena  masa remaja itu adalah proses peralihan, dari anak-anak menuju dewasa.  Proses peralihan itu harus diawasi dari ujung sampai akhir. Jangan pernah absen," katanya lagi serius.

SUSAN

Baca juga:
Fenomena Skipchallenge, Permainan yang Bahaya ini bro sist
Dua Kunci Ini Harus Dimiliki Ibu Agar Anak Unggul