Dunia, Kuala Lumpur - Pramugari beberapa maskapai di Malaysia dan Singapura mengecam maskapai Malindo Air setelah terungkap meminta calon awak kabin membuka pakaian saat wawancara.

Dalam sebuah wawancara kerja yang dibuat oleh maskapai penerbangan murah Malaysia, Malindo Air pada 11 Maret 2017 lalu, para pelamar diminta untuk menanggalkan semua pakaiannya untuk memeriksa cacat pada kulit mereka.

Baca: 2 Pramugari Dihukum Gara-gara Motret Rekannya Tidur

Hal itu terungkap setelah seorang calon pramugari malaporkan hal itu melalui unggahan di Facebook yang kemudian mendapat banyak respon negatif.

Terungkapnya masalah itu lantas mengundang amarah dari berbagai pihak yang menganggap hal itu konyol dan menjijikkan.

Pramugari Malaysia Airlines, Sharifah Muhazlisa Syed Mohd Bakar, 42 tahun, terkejut ketika mengetahui bahwa kandidat Malindo Air diminta untuk membuka dada, mengangkat rok, melipat celana hingga mencopot stoking mereka.

Sharifah mengatakan dia tidak pernah diminta untuk melepas pakaiannya sejak bergabung dengan dunia penerbanganan pada 1996.

“Mereka hanya meminta untuk menyingsingkan lengan baju untuk memeriksa tato dan bekas luka. Itu saja,”kata Sharifah seperti dilansir Malay Mail Online, Rabu 5 April 2017.

Seorang pramugari 28 tahun dari AirAsia, mengatakan permintaan Malindo Air tidak dapat diterima meski dengan dalih untuk pemeriksaan kulit.

Baca: Pramugari Kreatif Selamatkan Korban Perdagangan Manusia

Seorang pramugari dari Singapore Airlines juga terkejut dan marah ketika mengetahuitentang kejadian itu.

Namun pihak Malindo Air mengatakan bahwa hal itu sangat wajar dan bagian dari prosedur resmi perusahaan karena seragam maskapai itu agak menerawang. Selain itu mereka  mengatakan bahwa calon hanya diminta untuk membuka pakaian luar saja bukan pakaian dalam.

"Ini bukan masalah. Kami memiliki hak untuk melakukan pemeriksaan tubuh. Saya pikir sebagian besar penerbangan melakukan hal yang sama," kata direktur humas dan komunikasi Malindo Air, Raja Sa'adi Raja Amrin.

TODAY ONLINE | MALAY MAIL ONLINE | MALAYSIA KINI | YON DEMA