Pilkada, Jakarta - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia melakukan survei menjelang dan setelah debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta putaran kedua pada 12-14 April 2017. Hasilnya, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno unggul tipis dari Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat.

"Dukungan ke Anies-Sandi sekitar 48,2 persen, sementara Ahok (Basuki)-Djarot sekitar 47,7 persen," ujar Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi, di kantornya, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu, 15 April 2017.

Baca: Kalah Hasil Survei Pilkada DKI, Djarot: Trennya Akan Naik

Meski menang tipis, Burhanuddin tidak memastikan Anies-Sandi bakal memenangkan dalam pencoblosan pada 19 April 2017. Alasannya, Burhanuudin belum bisa memotret hasil akhir pertarungan dua kubu tersebut.

Hasil exit poll yang dikeluarkan Indikator Politik beberapa waktu lalu menunjukkan keunggulan Anies-Sandi dengan perolehan 52,4 persen suara. Angka itu mengungguli suara Ahok-Djarot yang hanya 43,3 persen.  "Ini margin of error 4,5 persen. Meski Anies-Sandi sempat teratas saat Exit Poll (Indikator), tapi tren sedikit menurun, sementara Ahok-Djarot terindikasi naik (trennya)," ucap Burhanuddin.

Ahok pun dinilai unggul oleh sebagian besar warga DKI yang menonton debat Pilgub terakhir yang diadakan Komisi Pemilihan Umum DKI pada 12 April 2017. Debat itu hanya ditonton oleh 45 persen responden Indikator.

"Pengamat, saya juga, mengatakan hasil debat 'draw' (seri), tapi beda dari sudut pandang warga. Sebanyak 57 persen (dari masyarakat yang menonton) menilai Ahok unggul, sementara Anies-Sandi di 34 persen, dan ada 9 persen tak menjawab," kata Burhanuddin.

Indikator Politik mendapat hasil surveinya berdasarkan wawancara tatap muka dengam 495 orang responden yang menjadi bagian dari daftar pemilih tetap (DPT) yang akan melakukan pencoblosan pada 19 April 2017.

Survei yang baru diselesaikan Indikator Politik pada Jumat malam lalu itu, kata Burhanuddin, memiliki toleransi kesalahan alias margin of error sebesar 4,5 persen. Adapun tingkat kepercayaan 95 persen. "Sekitar pukul 23.30 WIB malam tadi kami selesaikan datanya,” ujar,

Burhanuddin mengatakan, pihaknya memakai metode stratified systematic sampling karena kejelasan kerangka DPT. "Sebelumnya ini kami memakai multistage random sampling, yang di tiap stage (tingkat) kerap mengundang error," tutur Burhanuddin.

Baca juga: Djarot di Masjid Al-Atiq, Kepala Polsek Tebet: Bukan Pengusiran

Burhanuddin tak mempermasalahkan rasio respon yang hanya sebesar 49,5 persen dari target awal 1000 orang responden. Menambah jumlah sampel, menurut Burhanuddin, bisa memperbesar keakuratan hasil survei.

YOHANES PASKALIS