Gaya, Jakarta -  Memasuki Ramadan, umat muslim seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Tak sedikit pula ibu hamil atau menyusui yang bertekad menjalankan ibadah puasa.  Agar tak bermasalah, ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

Diana F. Suganda selaku Dokter Spesialis Gizi Klinik Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta mengatakan ibu hamil memerlukan 2.100 kkal untuk kebutuhan energi dan zat gizi dalam tubuh.  Adapun ibu menyusui memerlukan 2400 kkal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut pada saat berpuasa, Diana menyarankan agar ibu hamil dan menyusui mengkonsumsi banyak protein terutama protein nabati pada ibu menyusui.

“Konsumsi aneka ragam pangan untuk memenuhi nutrisi dan batasi konsumsi makanan yang mengandung garam,” ujarnya dalam diskusi bersama para awak media di Jakarta Selatan, Selasa, 23 Mei 2017.

Diana menjelaskan, ketika berpuasa tubuh tak mendapat asupan makanan dan minuman selama 14 jam. Hal ini bisa membuat asupan nutrisi ke janin terganggu. Berkurangnya asupan gizi juga berpengaruh pada produksi Air Susu Ibu (ASI).  Nah, untuk menyiasatinya, Diana menganjurkan agar para ibu hamil atau menyusui rajin  mengkonsumsi buah-buahan atau sayuran pada sebelum tidur atau di antara waktu berbuka dan sahur.

Selain meningkatkan asupan protein, karbohidrat komplek juga wajib dikonsumsi selama bulan puasa. Karbohidrat kompleks yang dimaksud berupa oatmeal, nasi merah, atau roti gandum. “Karbohidrat kompleks ini susah dicerna jadi lebih lama di lambung,” tuturnya. Berbeda dengan karbohidrat yang lain seperti nasi putih, yang menyebabkan mual atau muntah karena nasi merupakan lemak yang paling terakhir dicerna.

Ibu hamil dan menyusui juga tidak boleh lupa untuk minum air putih 8 sampai 12 gelas per hari. “Minimal tiga gelas pas sahur yaitu segelas ketika bangun tidur, segelas saat makan dan segelas lagi pas mendekati Imsak,” jelas Diana.

Ia menambahkan untuk tidak minum minuman yang mengandung kaffein seperti teh ataupun kopi. “Kaffein memiliki efek diuretik yang menyebabkan dehidrasi,” katanya. Kaffein juga dapat menghambat zat besi dan tumbuh kembang janin. “Daripada teh manis mending susu hangat,” sarannya.

Untuk berbuka puasa,  Diana menganjurkan untuk memilih dua buah kurma dan air putih hangat.  Asupan ini cukup untuk menaikan kadar glukosa dalam tubuh yang berkurang selama berpuasa. “Kalau buka pakai takjil, kalorinya tinggi tetapi susah dicerna,” tutur Diana. Setelah itu, barulah boleh mengkonsumsi makanan-makanan yang menandung karbohidrat kompleks, protein tinggi, buah dan sayur.

AMMY HETHARIA