Nasional, Jakarta - Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, polisi terus menelusuri keterlibatan Aman Abdurahman dalam Densus 88 Geledah Rumah Jaringan Pelaku Teror Bom Kampung Melayu

Jalur komunikasi yang digunakan JAD, kata Setyo, koordinasi yang mereka lakukan menghindar sadapan kepolisian. Mereka telah mengetahui jika komunikasi melalui handphone bisa disadap. "Bagaimana komunikasinya, kami belum bisa mengungkapkan secara detail sebelum dilakukan penangkapan," ujar Setyo.

Kabar bahwa jaringan JAD masih sering mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Setyo tidak bisa menjelaskan detail. Yang jelas teroris yang ditahan di Nusakambangan datanya ada di Kementerian Hukum dan HAM. "Itu yang mengetahui Dirjen Lapas, Kemenkumham," kata Setyo.

Baca: Bom Kampung Melayu, Begini Jejak Terkait dengan Aksi Teror JAD

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan dua terduga pelaku teror bom Kampung Melayu, Jakarta Timur, yang tewas—sebelumnya merupakan anggota kelompok teroris yang dibekuk di Waduk Jatiluhur—adalah JAD Bandung. JAD Bandung terafiliasi dengan terpidana terorisme, Aman Abdurrahman.  "Beberapa anggota kelompok itu berhasil lolos dari penangkapan polisi dan menyusun rencana penyerangan pos lalu lintas di Bandung, akhir Februari lalu," kata Tito Karnavian.

Serangan yang dilakoni Yayat Cahdiyat gagal karena bom panci keburu meledak dengan daya rendah di Taman Pandawa, Kecamatan Cicendo, Bandung. Yayat tewas ditembak polisi saat bersembunyi di kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo. Dua pekan kemudian, polisi menangkap Agus Sujatno, yang diduga merakit bom, dan Soleh Abdurrahman sebagai penyandang dana.

IRSYAN HASYIM | ELIK S