Dunia, Dhaka - Pemerintah Bangladesh memprotes pemasangan ranjau darat di dekat wilayah perbatasan kedua negara. Hal tersebut disampaikan pejabat pemerintah kepada wartawan, Rabu, 6 September 2017, di tengah meningkatnya arus pengungsi korban kekerasan di Myanmar.

Sebuah serangan bersenjata pasukan Myanmar dilancarkan ke negara bagian Rakine dipicu aksi 25 Agustus 2017   ketika sekelompok militan Rohinya menyerang pos polisi dan pangkalan miliiter. Akibat serbuan militer Myanmar sedikitnya 400 orang tewas dan sekitar 125 ribu warga Rohingnya mengungsi ke Bangladesh sehinga menimbulkan krisis kemanusiaan.

Baca: Siapa pemasang ranjau di perbatasan Bangladesh-Myanmar yang cederai pengungsi Rohingya?

Ketika ditanya wartawan seputar koplain Bangaldesh, Menteri Luar Negeri Shahidul Haque membawa singkat, "Yes," tanpa memberikan keterangan lebih detail.

Tiga pejabat pemerintah Bangladesh yang tak bersedia disebutkan namanya membenarkan bahwa negaranya mengajukan protes ke Myanmar seraya menjelaskan bahwa negara mayortias berpenduduk Buddha itu melakukan pelanggaran norma internasional.

Baca: Cegah warga Rohingya pulang, Myanmar 'tanam ranjau darat' di perbatasan

"Bangladesh menyatakan keprihatinannya yang mendalam kepada Myanmar atas pemasangan peledak di dekat perbatasan," kata seorang sumber yang mengetahui langsung pemasangan tersebut.  Dia meminta wartawan tidak menyebut namanya karena dianggap sensiif.

Seorang sumber militer Myanmar mengatakan ranjau darat itu diletakkan tersembunyi di sepanjang perbatasan pada 1990-an untuk mencegah penerobos dan sejak itu militer mencoba memindahknnya. Tetapi, baru-baru ini, mereka  tidak menanam ranjau.

Dua sumber dari Bangladesh mengatakan, mereka percaya pasukan keamanan Myanmar meletakkan ranjau darat di sepanjang pagar perbatasan mereka. Menurutnya, penempatan ranjau tersebut di antara tiang pagar. Kedua sumber merangkan, Bangladesh mengetahui pemasangan ranjau darat tersebut melalui rekaman foto dan informasi intelijen.

"Pasukan kami juga telah melihat tiga hingga empat kelompok anggota militer bekerja di dekat pagar perbatasan untuk meletakkan sesuatu di dalam tanah," ujar salah seorang sumber.

"Kami selanjutnya mengkonfirmasi dengan para informan yang menanam ranjau darat."  

Sumber tidak mengklarifikasi apakah yang memasang sekelompok orang tersebut memakai seragam atau tidak. Tetapi sumber menambahkan, mereka yakin bahwa yang memasang itu bukan pemberontak Rohingya.

 

Myanmar sengaja memasang ranjau darat di perbatasannya dengan Bangladesh untuk mencegah kaum Rohingnya kembali.

GULF TIMES | CHOIRUL AMINUDDIN