Dunia, Yangon  -Pelapor khusus PBB mengenai masalah hak asasi manusia atau HAM di Myanmar, Yanghee Lee mengatakan pemerintah Myanmar berniat mengusir seluruh Rohingya dari negara itu. Caranya,  dengan operasi militer, melakukan tindakan kekerasan, dan perkosaan.

Yanghee Lee mengatakan, tindakan penindasan dan kekerasan terhadap etnis Rohingya sudah berlangsung lama di negara itu. 

Baca juga: Akan Direlokasi, Ribuan Warga Rohingya Kembali Ke Myanmar

Dalam penjelasannya kepada Dewan HAM PBB, Yanghee Lee mengatakan sejumlah bukti menunjukkan tindakan pemerintah mencoba untuk menghalau Rohingya keluar dari Myanmar.

"Berdasarkan hasil survei menunjukkan pemerintah Myanmar mungkin mencoba untuk mengusir seluruh penduduk Rohingya tanpa terkecuali dari negara itu, "kata Lee, seperti yang dilansir Reuters pada, Selasa 14 Maret 2017.

Baca juga: Myanmar Hukum Mati Pria Rohingya Pemimpin Penyerangan Polisi  

Operasi militer terhadap etnis Rohingya berlangsung sejak Oktober lalu di utara Rakhine. Opeasi itu  untuk membalas serangan kelompok militan ke pos keamanan di perbatasan.

Militer Myanmar meluncurkan tindakan keras di utara negara bagian Rakhine setelah sembilan polisi tewas pada 9 Oktober 2016. Sejak itu sekitar 75.000 warga etnis Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Investigasi PBB juga menemukan selama operasi tersebut, wanita Rohingya diperkosa oleh tentara Myanmar sementara bayi dibunuh dengan kejam.

Baca juga: PBB: Lebih dari Seribu Warga Rohingya Tewas Dibunuh Tentara

Lee menyuarakan rekomendasi kepada Dewan HAM PBB agar membentuk penyelidikan tingkat tinggi PBB yang beranggotakan Komisi Penyelidikan (COI) untuk menyelidiki kasus penganiayaan terhadap Rohingya yang terjadi pada 2012 dan 2014.

Komisi Penyelidikan dapat didirikan sebelum sesi konferensi Dewan HAM PBB berakhir pada akhir Maret ini. Namun usulan Lee belum mendapatkan dukungan negara utama yakni Uni Eropa yang khawatir penyelidikan PBB akan menggugat kemajuan demokrasi yang dicapai oleh Myanmar.

REUTERS | GUARDIAN ||YON DEMA