Metro, Depok - Sekolah menengah Atas Negeri 5 Depok masih menahan sekitar 800 kartu ujian tengah semester dari total 917 siswa kelas 10-11. Padahal ujian tengah semester akan digelar 10 Maret 2017. Kebijakan ini diambil sekolah karena masih banyak orang tua siswa yang belum memenuhi komitmen untuk membayar sumbangan yang sudah disepakati.

Juru Bicara SMAN 5 Depok Suwandi mengatakan sekolah akan memberikan kartu tersebut pada hari pertama ujian. Alasannya, sekarang siswa kelas 10-11 masih libur karena siswa kelas 12 yang berjumlah 388 orang sedang menjalani ujian akhir. "Nanti kami bagikan di hari pertama ujian," kata Suwandi, Rabu, 8 Maret 2017.

Menurut Kepala SMAN 5, Zarkasih, sekolah sengaja tidak langsung memberikan kartu ujian karena ingin menagih komitmen orang siswa yang berjanji membayar sumbangan sesuai kesepakatan. "Kami ingin mengingatkan kembali komitmen atas sumbangan itu," kata Zarkasih.

Zarkasih mengatakan, sekolah meminta sumbangan karena biaya yang diberikan pemerintah tidak cukup. Pemerintah provinsi hanya memberikan Rp 700 ribu dan pemerintah pusat Rp 1,4 juta per siswa per tahun. Padahal, sebelum kewenangan pengelolaan SMA/SMK ke pemerintah provinsi, sekolah mendapatkan bantuan Rp 2 juta per siswa per tahun. "Anggaran berkurang dari pemerintah. Jadi kami meminta sumbangan ke orang tua siswa," ujarnya.

Baca: Belum Bayar Sumbangan, Siswa SMA 5 Depok Terancam Tak Ujian

Sekolah tidak mematok besaran sumbangan yang mau diberikan orang tua. Bahkan, sekolah memberikan kebebasan orang tua siswa mau membayar sumbangan atau tidak. "Kedepan kami tidak akan menahan kartu ujian lagi. Kami akan melakukan evaluasi," kata Zarkasih.

Saat Tempo meminta data besaran sumbangan yang dibutuhkan sekolah, Zarkasih tidak memberikannya. Zarkasih hanya mengatakan kebutuhan sekolah cukup besar untuk membiayai operasional sekolah.

Saat ini SMAN 5 Depok mempunyai 39 tenaga honorer yang harus digaji dan 25 ekstra kurikuler sekolah. Bahkan, sekolah menganggarkan biaya Rp 2 miliar untuk membiayai 25 kegiatan ekstra kurikuler per tahun. "Pengeluaran cukup besar. Sebab, kami membiayai seluruh kegiatan ekstra kurikuler," ujarnya.

Seorang siswa Kelas 11 IPS 3 yang tak ingin disebut namanya mengatakan ia belum menerima kartu ujian karena masih menunggak sumbangan wajib itu. Siswa yang tinggal di Tanah Baru itu menunggak pembayaran Rp 200 ribu per bulan selama empat bulan.

Baca: DPRD Depok Selidiki Kasus Penahanan Kartu Ujian Siswa SMAN 5 

"Saya belum bayaran sejak Oktober 2016. Jadi tidak diberikan kartu ujian," kata siswa itu saat ditemui di luar pagar sekolah, Senin, 6 Maret 2017. Ia hanya bisa menelan ludah melihat temannya yang telah mendapatkan kartu ujian.

Ia mengatakan sekolah masih membolehkan siswa mengikuti ujian sekolah, meski belum bisa membayar. Namun, sekolah meminta uang denda sehari Rp 5 ribu, saat ujian dimulai. "Sehari didenda kalau belum bisa melunasi. Gak tahu duit itu untuk apa," ujarnya.

IMAM HAMDI