Nasional, Jakarta - Salah satu terumbu karang di Raja Ampat, Papua Barat, rusak parah pekan lalu. Rantai pulau tempat keanekaragaman hayati laut terkaya di dunia itu ditabrak sebuah kapal pesiar, Caledonian Sky, berbendera Bahama, ketika permukaan air laut surut. Kapal milik operator Caledonian Noble sepanjang 90 meter menabrak setelah perjalanan ke Pulau Waigeo pada 4 Maret 2017.

Perusahaan asal Inggris itu menyayangkan terjadinya insiden tersebut. Mereka mengatakan bakal bekerja sama sepenuhnya dengan pihak berwenang. Pihak penyidik telah memeriksa kerusakan kapal sangat minim.

Kepala Pusat Penelitian Pacific Marine Resources di Universitas Papua Ricardo Tapilatu mengatakan kapal itu menabrak terumbu karang di perairan yang surut meskipun sudah dilengkapi instrumen radar dan Global Positioning System.

Baca juga: Raja Salman Menuju Jepang, Presiden Jokowi Sempat Ngobrol 2 Hal

"Sebuah kapal tunda dari kota Sorong dikerahkan untuk membantu refloat kapal pesiar, ini sesuatu yang seharusnya tidak terjadi karena kerusakan karang lebih buruk," kata Tapilatu. Ia menyebutkan kapal pesiar harus menunggu air pasang untuk mengambangkan kembali kapal.

Menabraknya Caledonian Sky, kapal seberat 4.290 ton, yang membawa 102 penumpang dan 79 awak ini mengakibatkan kehancuran habitat struktural ekosistem dan pengurangan atau hilangnya keragaman delapan jenis karang, termasuk Acropora, Porites, Montipora dan Stylophora. "Ini adalah apa yang kami temukan selama penyelidikan kami ke situs," kata Tapilatu. "Kami sedang menyelesaikan laporan dan akan menyerahkan rekomendasi kami ke kabupaten minggu depan."

Tapilatu mengatakan tim evaluasi akan merekomendasikan perusahaan untuk membayar kompensasi US$800-US$1,200 per meter persegi, dengan total US$ 1,28 - $ 1,92 juta mengingat Raja Ampat sebagai tempat menyelam terpopuler di dunia. Biaya ini dengan tingkat standar $ 200- $ 400 per meter persegi.

"Jika pemilik kapal tidak setuju, maka biasanya pemerintah akan bawa ke pengadilan," kata Tapilatu.

Tapilatu menambahkan, uang itu akan digunakan untuk menghidupkan kembali karang yang diperkirakan memakan waktu 10 tahun. Selain itu, biaya tersebut untuk mengatur wilayah zona dangkat dan pemetaan jalur berlayar.

Baca: Kapal Pesiar Inggris Hancurkan Terumbu Karang Raja Ampat

Dia melanjutkan, pemerintah telah membicarakan masalah kompensasi dengan perusahaan kapal, Ia optimistis insiden ini tidak akan sampai ke pengadilan. “Sayangnya, tidak akan ada langkah apa pun untuk kebangkitan karang jika tidak ada uang kompensasi tersebut," ujar dia.

Andi Rusandi, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan upaya konservasi berada dalam kewenangan pemerintah daerah. Caledonian Noble memenegaskan komitmennya untuk perlindungan lingkungan dan mendukung penuh penyelidikan insiden ini.

ARKHELAUS | THE GUARDIAN