Bisnis, Jakarta -Anggota Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat Eva Kusuma Sundari mengomentari rencana pemerintah yang akan kembali menghemat anggaran dengan memangkas belanja barang. Menurut Eva, komisinya belum membahas secara spesifik rencana pemerintah tersebut.

"Tapi kami paham bahwa pemerintah sedang mengalami tekanan fiskal. Perlu penghematan bidang-bidang yang tidak produktif sehingga tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan," ujar politikus PDI Perjuangan tersebut saat dihubungi, Sabtu, 8 April 2017.

Baca: Kalla: Penghematan Karena Penggunaan Anggaran Tidak Hemat

Namun, Eva mengingatkan, terdapat tantangan bagi pemerintah, yakni kehati-hatian untuk memilih sektor yang dipangkas. "Bagusnya, ekonomi dunia membaik sehingga penghematan ini ibarat rasionalisasi anggaran, makin akuntabel dan output oriented," ujarnya.

Eva menuturkan, komisinya menunggu pemerintah memberikan rancangan anggaran yang telah dipangkas. Dia menambahkan, komisinya belum mengagendakan rapat kerja dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membahas pemangkasan anggaran tersebut.

Pemerintah akan kembali menghemat anggaran dengan memangkas belanja barang di kementerian dan lembaga. Anggaran belanja barang yang tidak efisien di kementerian dan lembaga akan dialihkan untuk mea 1nambah belanja modal atau investasi sektor infrastruktur.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan kepada seluruh kementerian dan lembaga untuk mengevaluasi ulang belanja rutin yang tidak bermanfaat. Dia meminta belanja barang tahun ini tidak lebih dari realisasi tahun lalu yang sebesar Rp 257,7 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghitung potensi penghematan belanja barang bisa mencapai Rp 34 triliun. Hasil efisiensi ini akan dipakai untuk membiayai proyek prioritas, terutama untuk pembelian tanah dan kontrak tahun jamak, yang membutuhkan anggaran signifikan.

ANGELINA ANJAR SAWITRI