Nasional, Ponorogo – Tim tanggap darurat bencana longsor di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur belum menjalankan kegiatan setelah masa pencarian korban tertimbun tanah dihentikan pada Ahad, 9 April 2017. Dalam bencana tersebut, sebanyak 24 dari 28 korban tidak ditemukan.

“Hari ini off, sambil menenangkan trauma kemarin. Kami hanya memantau dan mengevaluasi dampak kemarin," kata Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Sumani, Senin, 10 April 2017.

Baca: Evakuasi Korban Longsor Dihentikan, Ponorogo Bangun Penampungan

Penghentian proses evakuasi merupakan dampak terjadinya longsor susulan pada Ahad siang. Adapun penyebabnya, Sumani menilai akibat tingginya debit air yang disemprotkan untuk membantu proses evakuasi sejak bencana terjadi, Sabtu, 1 April 2017. Tanah yang memiliki sifat lembek dan bercampur dengan pasir di sektor A hingga D akhirnya ambles.

“Tipe tanah di Banaran termasuk mudah menggelincir ketika terbebani air. Kemudian (tanah) sektor A mendesak B, C hingga D," ia menjelaskan.

Peristiwa itu mengakibatkan dua rumah warga hancur diterjang tanah yang bergerak dari sektor A hingga D. Satu mobil pengangkut anjing pelacak, satu mobil milik relawan, satu ekskavator, tiga alat penyemprot air dan alat komunikasi tim SAR gabungan tertimbun material longsor.

Baca: 24 Korban Longsor Ponorogo Tidak Ketemu, Keluarga Diminta Ikhlas

Menurut Sumani, evakuasi material yang tertimbun longsor susulan itu belum dijalankan secara maksimal. Sebab, menunggu kerasnya tanah yang menutup akses jalan dan saluran irigasi tersebut. “Ternyata ada alat berat di tengah (lokasi bencana) yang belum bisa dievakuasi. Kami masih mengevaluasinya,’’ ujar dia.

Kendati demikian, proses pembangunan rumah penampungan sementara bagi pengugsi terus berlanjut. Aktivitas itu tidak terdampak terjadinya longsor susulan. Hanya saja, distribusi material bangunan yang melintas akses sempit, ramai, naik dan turun menjadi kendala.

“Sekarang sudah agak longgar dan mudah-mudahan besok atau lusa (pembangunan rumah darurat) sudah selesai dan ditempati,’’ kata Sumani.

Baca: Korban Longsor Ponorogo Diidentifikasi dari Kaos Superman Is Dead

Koordinator Pos SAR Trenggalek, Asnawi Suroso, mengatakan bahwa pihaknya menarik diri dari upaya evakuasi yang sudah dihentikan. Karena itu, puluhan anggota SAR dari beberapa wilayah segera meninggalkan lokasi bencana di Desa Banaran.

“Karena tugas pencarian dan pertolongan (korban manusia) sudah selesai,” ujar Asnawi. Ketika masa evakuasi berlangsung dia menjabat sebagai Koordinator SAR dan Evakuasi Penanganan Musibah Tanah Longsor Ponorogo.

Adapun proses evakuasi material yang terseret longsor susulan, kata dia, merupakan tugas Pemerintah Kabupaten Ponorogo. Ia berharap agar para relawan yang masih berada di lokasi bencana membantu karena masa tanggap darurat belum berakhir.

NOFIKA DIAN NUGROHO