Travel, Seoul – Pemerintah Kota Seoul, Korea Selatan, mengubah jalan layang yang melintas di atas Stasiun Kereta Seoul menjadi taman tengah kota yang unik sepanjang lebih dari satu kilometer. Taman yang diberi nama Seoullo 7017 itu resmi dibuka oleh Wali Kota Seoul, Park Won-soon kemarin, Sabtu, 21 Mei 2017.

“Ini adalah wujud komitmen kami untuk menciptakan sebuah kota pedestrian yang ramah,” ujar Park Won-soon pada Tempo saat meninjau persiapan pembukaan taman, Rabu lalu.

Seoullo memiliki arti jalanan Seoul, angka “70” merujuk pada tahun 1970 ketika jalan layang stasiun kereta itu dibangun. Selama bertahun-tahun, jalan layang Stasiun Kereta Seoul itu menjadi simbol modernisasi di Seoul, bersama dengan jalan layang Chunggye dan Ahyeon yang dibangun pada periode yang sama. Sedangkan angka “17” merujuk pada 2017, tahun diubahnya fungsi jalanan mobil itu menjadi taman kota.

 



Pada 2014 kendaraan besar sudah dilarang menggunakan jalan layang itu. Kekuatan jembatan yang sudah berusia 40 tahun lebih itu sudah mulai berkurang, di sisi lain volume kendaraan yang melintas di atasnya semakin bertambah. Karena itu sejak dua tahun lalu jalan layang itu lebih banyak digunakan warga Kota Seoul sebagai area publik, seperti jalur pejalan kaki atau pesepeda. Sejak saat itu pemerintah Kota Seoul mulai memikirkan pengalihan fungsi jalan layang sebagai taman kota. Terinspirasi oleh High Line; taman kota di Manhattan, serta Promenade Plantee; hutan kota di Paris, pemerintah Kota Seoul memutuskan untuk mengubah jalan layang itu menjadi taman daripada robohkannya.

Seoullo 7017 terdiri dari 17 jalanan pedestrian yang terhubung langsung ke gedung-gedung yang berada di kiri dan kanan taman layang itu, seperti gedung Daewoo Foundation dan hotel Manu. Di dalam taman itu terdapat lebih dari 24 ribu tanaman yang terdiri dari 228 spesies dari seluruh daerah di Semenanjung Korea. Puluhan ribu tanaman itu ditanam di 645 pot besar. Di atas taman jalan layang setinggi 17 meter itu kita bisa menikmati pemandangan di pusat kota Seoul, kesibukan kendaraan di jalanan kota dan kereta.

Sejumlah lift khusus disediakan di sejumlah titik untuk memudahkan para penyandang disabilitas naik atau turun taman. Taman juga dilengkapi kolam-kolam kecil tempat merendam kaki untuk menambah kenyamanan pengunjung.

Seoul merupakan kota yang padat, jumlah penduduk di kota itu mencapai 10 juta orang. Layaknya kota berpenduduk besar, kemacetan menjadi salah satu persoalan. Untuk mengatasinya, pemerintah Kota Seoul terus meningkatkan pelayanan transportasi publik untuk menekan keinginan warganya menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, tradisi berjalan kaki juga terus ditingkatkan. Karena itu meski jumlah penduduk Seoul tidak jauh berbeda dengan Jakarta, lalu lintas di sana jauh lebih lancar dibanding Jakarta.

"Kami berharap bisa mendukung perubahan kebiasaan dari menggunakan kendaraan bermotor menjadi berjalan kaki, lebih ramah lingkungan dan sehat," ujar Joonsik Oh, Pendiri dan Direktur Kreatif Very Jooh Oh (VJO), sebuah perusahaan konsultan desain kreatif yang mendesain Seoullo 7017.

AGUNG SEDAYU