Nasional, Jakarta - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap 13 orang yang diduga anggota jaringan teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di lima daerah. Densus 88 melakukan penangkapan itu sejak Selasa, 6 Juni 2016.

Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Martinus Sitompul, mengatakan Densus 88 menangkap tiga orang di Medan, dua orang di Bandung, seorang di Yogyakarta, seorang di Cilegon, dan empat orang di Serang.

Baca: Densus Bekuk Motivator Jaringan JAD di Bandung

Martin menjelaskan terduga teroris yang ditangkap di Medan berinisial R berusia sekitar 37 tahun, J (41 tahun), dan A (46 tahun). "Mereka masih dalam satu jaringan JAD yang akan kami dalami, apa dan siapa saja, dan hal-hal apa yang telah dilakukan selama ini," ujar Martin di lobi Humas Polri, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2017.

Di Banten, Densus 88 menangkap SU (40 tahun) di Cilegon, serta S (45), K (42), A (35), dan M (52) di Serang. Densus juga menangkap MA dan WT di Bandung, dan RS di Yogyakarta.

RS, 33 tahun, ditangkap di Kepek, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Dia diduga memfasilitasi keberangakatan warga Indonesia ke Turki dan Filipina Selatan.

Empat orang yang diduga ikut penyerangan ke Kota Marawi, yaitu YO, AS, Y, dan AKY, yang kemudian menjadi buron otoritas Keplisian Filipina, diduga juga difasilitasi RS. Selain itu, RS juga diduga mengirim uang ke Filipina Selatan sekitar Februari 2017, totalnya US$ 7.500.

Baca: Polisi Tangkap Terduga Teroris di Gunungkidul, Terkait Marawi?

Martin mengatakan mereka yang ditangkap ini adalah satu jaringan, yaitu jaringan JAD. "Yang kita tahu beberapa anggota jaringan ini sudah melakukan beberapa tindak pidana terorisme, misalnya terakhir bom bunuh diri di Kampung Melayu," ujarnya.

Menurut dia, penangkapan belasan orang ini adalah upaya penindakan pencegahan dari polisi agar tidak timbul lagi aksi bom bunuh diri dan aksi teror yang menyerang pihak kepolisian.

"Tentu kita melihat situasi di Marawi yang masih bergejolak dan ada imbasnya karena sebagian dari mereka yang melakukan kegiatan-kegiatan melawan pemerintah Filipina berasal dari Indonesia," ucap Martin.

Baca: Densus 88 Bekuk Ipar AS yang Diduga Terlibat Bom Kampung Melayu  

Dia mengatakan polisi berupaya mengungkap jaringan dari Filipina ke Indonesia. Di antaranya dengan menangkap RS. "Kami akan membantu pemerintah Filipina untuk mengetahui siapa saja orang Indonesia dan apa hubungan mereka dengan teroris Marawi."

Soal JAD, Martin mengatakan jaringan ini memiliki jaringan hingga ke bagian daerah alias rayon. Contohnya, dia melanjutkan, ada rayon JAD di Bandung, Jawa Tengah, Sulawesi, Poso, Sumatera Utara, dan Jambi. "Akan dilakukan penindakan supaya jangan muncul kembali upaya-upaya terorisme," kata Martin.

REZKI ALVIONITASARI