MetroBekasi - Bupati Bekasi Neneng Hasanah Yasin mengatakan pemerintah daerah menanggung biaya pengobatan korban atap ambruk di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kecamatan Muara Gembong. “Biaya pengobatan ditanggung sampai korban pulih 100 persen,” kata Neneng, Rabu, 1 Maret 2017.

Karena itu, Neneng meminta semua layanan kesehatan di wilayah setempat melayani para korban. Neneng berpesan kepada aparatur agar tidak memungut biaya sepeser pun kepada para korban. “Sekarang ini fokus kepada penanganan korban yang terluka,” ujar Neneng.

BacaAtap SMA 1 Muara Gembong Runtuh, Ahli Kontruksi Didatangkan

Neneng menambahkan, pihaknya mempertimbangkan pembangunan ulang gedung sekolah yang dibayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui Direktorat Jenderal Pembina SMA dan SMK Kementerian Pendidikan. “Sudah dialihkelolakan kepada pemerintah provinsi,” ucap Neneng.

Pasca ambruknya atap sekolah, Neneng segera merelokasi siswa ke tempat lain, agar proses belajar mengajar tetap berlangsung. “Kami mohon maaf kepada keluarga korban atas kejadian ini,” ujar Neneng.

Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat Muara Gembong, Rahmat, mengatakan ada dua orang korban yang luka serius, yakni kepala bocor akibat ketimpa material yang jatuh. Keduanya adalah Lilis Karlina, 16 tahun, dengan tiga jahitan, dan Sriyanti, 16 tahun, dengan empat jahitan. “Mereka dirawat di rumahnya masing-masing,” kata Rahmat.

Baca: Atap Sekolah di Muara Gembong Runtuh, 28 Siswa Jadi Korban

Sementara itu, 25 siswa lainnya mengalami luka ringan akibat benturan dengan sesama temannya ketika berusaha keluar ruang kelas X IPS 2 dan 3 yang atapnya runtuh. “Sebagian besar syok atas kejadian tersebut, untungnya material sempat tertahan oleh plafon ruangan,” kata Rahmat.

Atap dua kelas di SMAN 1 Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, ambruk, Selasa, 28 Februari 2017. Akibatnya, puluhan siswa yang tengah mengikuti kegiatan belajar-mengajar tertimpa runtuhan material bangunan.

ADI WARSONO