Dunia, Ankara - Wajahnya tampak bersih, alisnya tebal dan matanya berbinar tampil di media sosial. Dia adalah Ekaterina B, gadis asal Rusia berusia 33 tahun. Sejumlah laporan menyebutkan, muncikari ini ditahan oleh otoritas Turki karena kuat dugaan dia terlibat dalam pembunuhan Duta besar Rusia untuk Turki, Andrey Karlov, pada 19 Desember 2016.

Di antara alasan aparat keamanan Turki menahan Ekaterina adalah dua bukti menyakinkan, yaitu status percakapannya di media sosial dan chat dengan pelaku pembunuhan, Mevlut Mert Altintas.

Berita terkait: Duta Besar Rusia untuk Turki Tewas Ditembak

Menurut laporan Daily Mail, bukti rekaman percakapan telepon antara  Ekaterina dengan Altintas sedang dipelajari oleh penegak hukum Turki. Sebab muncikari Rusia ini  diduga suka berkirim pesan dan pembicaraan melalui WhatsApp dengan Altintas hingga akhir November 2016.

Pekerjaan utama Ekaterina, tulis Sabah Daily, adalah menyediakan gadis panggilan bagi para pengusaha di hotel bintang lima di Ankara. Namun demikian, nama lengkap Ekaterina tidak ada yang tahu.

Karlov, 62 tahun, ditembak mati di Ankara oleh seorang polisi belia 22 tahun, Mevlut Mert Altintas. Pelaku meneriakkan Allahu Akbar dan Jangan Lupakan Aleppo ketika dia menembak diplomat yang dihormati itu.

Berita terkait: Penembak Dubes Rusia Tewas Ditembak Aparat Turki

Altintas belakangan tewas di tempat setelah dibedil oleh anggota kepolisian Turki.

Rusia, saat ini, meminta klarifikasi kepada otoritas Turki mengenai penahanan Ekaterina.

Juru bicara Kedutaan besar Rusia untuk Turki, Irina Kasimova, mengatakan, pihaknya sudah mengajukan permintaan resmi mengenai penahanan warga Rusia sehubungan dengan kasus pembunuhan Duta Besar Karlov. Namun, belum mendapatkan balasan dari pejabat Turki.

Berita terkait: Dubes Ditembak di Turki, Rusia: Kami Akan Melawan

Kasimova menambahkan, memang benar setelah pembunuhan duta besar Rusia itu, ada tim investigasi gabungan dari Rusia dan Turki untuk mengungkap insiden pembunuhan itu.

Dugaan awal menyebutkan, ada seorang perempuan Rusia mencuci otak Altintas agar bersedia melakukan aksi pada 19 Desember 2016.

Sangkaan itu diperkuat dengan pengakuan saudara perempuan Atlintas, Seher Ozerogluis, dengan mengatakan bahwa adiknya mendapatkan arahan dari seseorang ketika dia menghabisi nyawa Duta Besar Andrey Karlov.

Altintas menembak mati Duta Besar Rusia Andrey Karlov saat korban sedang membuka pameran di gedung seni di Ankara pada 19 Desember 2017. Moskow mengatakan, aksi itu dilakukan oleh teroris.
DAILY MAIL | CHOIRUL AMINUDDIN