Bisnis, Jakarta -- Investasi Jepang di Indonesia memberikan nilai tambah lebih yang tidak sekadar meningkatkan investasi langsung luar negeri dan penyerapan tenaga kerja tapi juga memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan alih teknologi.

"Bahkan kini sudah terjadi proses transformasi teknologi di berbagai industri yang kian berkembang dan mendorong laju roda perekonomian nasional. Investasi Jepang yang melibatkan sektor usaha kecil dan menengah, akan sangat membantu dalam percepatan alih teknologi dan pertumbuhan perekonomian nasional kata," Sekretaris Jenderal Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) Heru Santoso melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa, 7 Maret 2017).

Heru dalam Seminar Monozukuri ke XIII itu mengatakan Indonesia dan Jepang memiliki hubungan yang sangat lama dan negara Sakura itu memiliki kontribusi yang tinggi bagi Indonesia dalam pembangunan ekonomi, menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja dan membangun SDM berkualitas, serta menguatnya hubungan, baik antar pemerintah, masyarakat mapun pengusaha.

Hubungan ekonomi diharapkan akan terus membaik sejalan dengan pada tahun 2018 akan diperingati 60 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang.

Dalam enam tahun terakhir nilai investasi Jepang di Indonesia termasuk yang terbesar di antara negara-negara lainnya. BKPM mencatat, pada 2011 investasi Jepang berada urutan ke-2 (1,5 miliar dolar AS), tahun 2012 urutan ke-2 (2,5 miliar dolar AS), tahun 2013 di urutan pertama (4,7 milyar dolar AS), tahun 2014 urutan ke-2 (2,7 miliar dolar AS), tahun 2015 urutan ke-3 (2,9 miliar dolar AS), tahun 2016 urutan ke-2 (5,4 milyar dolar AS).

Total investasi Jepang dalam enam tahun terakhir ini mencapai 19,7 milyar dolar AS. Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia saat ini juga sudah mencapai lebih dari 1.750 perusahaan, dengan kegiatan utamanya di bidang infrastruktur, jasa dan manufaktur.

Heru mengatakan guna mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja dan daya saing ekspor produk Indonesia, serta guna mengetahui lebih mendalam mengenai industri manufaktur yang berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi bangsa tersebut, PPIJ dan Jakarta Japan Club (JJC) kembali menyelenggarakan seminar Kewirausahaan & Monozukuri, bertempat di sebuah produsen minuman kesehatan dari Jepang.

Sebelumnya, seminar semacam ini telah dilaksanakan sebanyak 12 kali secara berkala sejak April 2012, untuk menyampaikan pentingnya semangat Monozukuri yang berakar di dalam perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang, yang patut diteladani.

"Pengusaha-pengusaha terkemuka dari Jepang diundang sebagai pembicara untuk menjelaskan bagaimana mereka menjalankan usahanya dan berbagi ilmu. Perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia dikunjungi, untuk melihat implementasi semangat Monozukuri di lapangan," kata Heru.

Monozukuri dalam bahasa Jepang berasal dari kata "mono" berarti produk atau barang dan "zukuri" yang berarti proses pembuatan, penciptaan atau produksi manufaktur. Namun, konsep ini mengandung makna yang jauh lebih luas dari arti harafiahnya, sehingga mengungkapkan kepemilikan spirit mencipta dan memproduksi produk-produk unggul serta kemampuan terus menyempurnakan proses dan sistim produksinya.

ANTARA