Nasional, Purwakarta - Bupati Purwakarta, Jawa Barat, Dedi Mulyadi menyoroti mengenai perpanjangan liburan Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud di Bali sebagai bentuk kecintaannya terhadap kanekaragaman budaya Indonesia.

"Yang Mulia Raja Salman betah di Bali, pertanda ia sangat mencintai dan menghormati kebudayaan kita," kata Dedi, kepada para pewarta di rumah dinasnya, Rabu, 8 Maret 2017.

Baca juga: Begini Masyarakat Bali Memuji Toleransi Raja Salman

Bupati yang menyenangi persoalan budaya, terutama budaya Sunda Itu, kemudian melemparkan sebuah pertanyaan, "Kalau belakangan ini ada pihak yang ingin memaksakan kehendak supaya orang Islam Indonesia berbudaya Arab, maka Raja Arab pasti tidak akan betah lagi berada di Indonesia," kata dia.

Sebab itu, Dedi mengajak semua pihak melakukan evaluasi mendalam dibalik kunjungan Raja Salman dan 1.500 anggota rombongan ke Indonesia dan berlibur lama di Bali itu, terutama menyangkut soal kehidupan beragama dan berkebudayaan.

Baca pula: Raja Salman Betah di Bali, Liburan Diperpanjang 3 Hari

"Menurut saya, cara beragama kita bisa disesuaikan dengan budaya kita. Cara beragama orang Sunda ya seperti budaya Sunda, termasuk suku Jawa, Batak, Dayak dan lainnya sama," jelas Dedi.

Dengan cara itu, mungkin sepuluh atau 40 tahun yang akan datang, akan ada lagi kunjungan dari Raja Arab, dan kunjungannya bukan tidak mungkin, misalnya, ke Purwakarta.
Bupati yang sehari-harinya mengenakan pakaian khas Sunda pangsi lengkap dengan ikat kepalanya itu, secara khusus menyoroti dua karakter penting yang biasa dilakukan oleh mayoritas masyarakat Indonesia belakangan ini.

"Yakni, merusak alam untuk kepentingan ekonomi dan merusak kebudayaan atas nama agama. Kalau dua-duanya hancur, kita punya apa lagi?," kata Dedi, serius.

NANANG SUTISNA

Simak: Dubes Arab Saudi: Raja Salman Menyukai Destinasi Laut