Gaya, Jakarta -Depresi adalah salah satu gangguan mental yang sering terjadi di seluruh dunia. Depresi juga merupakan penyebab utama bunuh diri yang mengambil ratusan ribu nyawa setiap tahunnya.
Baca: Hati-hati, Sering Cemas Dapat Memicu Depresi
Dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Jiwa Dharmawangsa, Jakarta, Richard Budiman, mengatakan wanita dua kali lebih berisiko mengalami depresi dibanding pria. "Karena faktor hormonal dan wanita cenderung memakai perasaan," kata Richard dalam konferensi pers perayaan hari kesehatan dunia dengan tema 'Depression: Let's Talk' dan peluncuran Elxion di Jakarta, Kamis, 18 Mei 2017.
Direktur Utama RSJ Dharmawangsa ini menjelaskan, faktor hormonal yang dimaksud adalah saat wanita mengalami pramenstruasi atau PMS akan cenderung sensitif, murung, dan mudah tersinggung. "Ini karena ada pengurangan jumlah hormon esterogennya," ujarnya.
Kondisi serupa, kata Richard, juga dialami wanita yang menopouse. Para wanita yang memasuki tahap menopouse akan mengalami penurunan hormon esterogen. "Ini sebabnya banyak kita lihat wanita berusia lanjut yang mengalami depresi," kata dia.
Simak: 9 Juta Orang di Indonesia Mengalami Depresi
Selain itu, wanita yang menikah memiliki risiko depresi yang lebih tinggi dibanding wanita lajang. "Sebaliknya, pria yang menikah risiko depresinya akan berkurang," ujar Richard.
Wanita juga berisiko mengalami depresi setelah melahirkan. "Biasanya 6 bulan pasca melahirkan risiko depresinya meningkat," ujar Richard.
Dari segi usia, wanita riskan mengalami depresi sekitar usia 20 hingga 4o tahun. "Apalagi jika memiliki riwayat keluarga yang depresi maka risikonya 3 kali lebih besar," kata Richard.
AFRILIA SURYANIS
0 Response to "Wanita Lebih Berisiko Depresi Dibanding Pria, Mengapa?"
Posting Komentar