Metro, Bekasi - Brigadir Dua Taufan Tsunami tewas dalam peristiwa Polisi Korban Bom Kampung Melayu Dianugerahi Kenaikan Pangkat

Ia mengatakan, Bripda Taufan merupakan sosok yang baik, dan penurut kepada kedua orang tuanya. Dulu, sebelum menjadi polisi, Obing pernah menawarkan agar mendaftar menjadi TNI-Angkatan Laut.

"Dia tidak mau, inginnya menjadi seorang polisi, sekali tes langsung diterima kemudian ikut pendidikan," kata dia.

Obing mengatakan Bripda Fauzan menjadi polisi sejak 2014 silam. Terakhir berdinas di Direktorat Sabhara Kepolisian Daerah Metro Jaya. Anak pasangan dari Busono Heri, 60 tahun, dan Asiah, 55 tahun, itu meninggal dunia akibat serangan bom bunuh diri ketika bertugas menjaga keamanan pawai obor di sekitar Kampung Melayu. "Dapat kabar dari anggota, serta temannya yang sudah lepas dinas," kata dia.

Ibunda Bripda Fauzan, Asiah mengaku telah mengikhlaskan kepergian anaknya untuk selama-lamanya. Menurut dia, anaknya gugur ketika menjalankan tugas negara.

Baca: Polisi Geledah Rumah Diduga Pelaku Bom Kampung Melayu, Hasilnya..

"Dia gugur menjalankan perintah pimpinannya," kata Asiah ditemui di Tempat Pemakaman Umum Pondok Ranggon, Jakarta Timur dimana anaknya dimakamkan.

Bripda Taufan menjadi sasaran bom bunuh diri saat mengamankan pawai obor di sekitar halte Busway Kampung Melayu, Jakarta Timur. Selain Taufan, dua anggota polisi Sabhara yang meninggal antara lain, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata. Tak hanya polisi, sejumlah warga sipil juga mengalami luka-luka.

ADI WARSONO